Gelap merombak malam
ketika hening memecah belah kerumunan orang
Seorang pria berjalan dengan kaki telanjang
menapak tanah kering tanpa berkuda
suara itu nyaris tidak terdefinisi sejenak
membangunkan himpunan makhluk kecil di balik bayangan
Satu langkah, dua langkah entah berapa langkah
Sosoknya mengisi jalan sepi menghibur malam yang telah larut
Sesampainya fajar mendapatinya sang Putih
Sang Putih urung juga terbangun dari sebuah permainan sang Hitam
Akankah sebuah permainan dikalahkan oleh rasa?
Rasa yang lebih murni daripada intan berlian
daripada sebuah perhiasan ataupun harta semata
Suara agak berat itu membisikkan sang Putih
seraya menyanyikannya sebuah bahasa kalbu
Sosoknya memang bukan yang orang – orang katakan
Namun terkadang perkataan itu diputarbalikkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar