Sabtu, 23 Oktober 2010

Sendiri........

Keluku menimang rasa
Menyibak tirai yang kian tebal
Bergelut derita sepanjang masa
Berakhir duka diujung nestapa

Sendiri........
Terpaku dalam gelap malam
Mengurai satu persatu asa
Memilah jalan hidup yang membentang

Berdiri di simpang jalan
Meragu diantara tepian harap
Ku hanya diam.........
Berselimut bimbang yang meradang

Aku mencintaimu kekasihku………

Aku mencintaimu kekasihku……….
Sebelum kita berdekatan
Sejak pertama kali ku kenal engkau
Aku tahu ini adalah takdir
Yang kenangannya mengubah perasaan
di relung hatiku…….
Dan membuatku begitu bahagia
Dibalik segala kepedihan misterinya
Cintamu…………
Adalah dunia baru yang memenuhi seluruh sisi sisi kalbu
Memenuhi duniaku dengan pelangi warna warni
Sehingga aku mampu melupakan
Segala derita rahasia kehidupan ini
Aku mencintaimu kekasihku………..
Meski dalam pikiranku aku tak tahu
Mengapa aku mencintaimu
Tapi aku tak mau tahu
Sudah cukup aku mencintaimu
Dalam hati dan jiwaku
Kehadiranmu ciptakan jiwa dalam jiwaku
Membuatku selalu mengharapkan
Lebih banyak hari….lebih banyak malam
Dan lebih banyak kehidupan
untuk mu……………..

kekasih…

Kekasih…
Laksana cermin dalam resonansi jiwa
yang menggetarkan palung hati hingga keraga
Dan menghantarkan kehangatan bara
dari bekunya hati sang kelana

kekasih…
kesetiaan agung pada dera kerinduan
laksana pantai menanti ombak dalam pelukan
yang teredam pada dalamnya kebisuan

kekasih…
seperti bunga yang menjaga tingginya kuncup
pucuk-pucuk kasihmu tak juga meredup
mencumbui lautan sukma yang kuyup
dalam serenade desiran angin sayup

kekasih…
karang-karang kesabaran yang tumbuh di lubuk kalbu
meleburkan kebimbangan sang peragu
saat luka kuburkan semburat hasrat perindu
dari kelam kelabu cerita lalu

kekasih…
butiran hujan yang jatuh selayak mutiara
terbungkus rapi dalam kado asa
untuk kau buka jika saatnya tiba
andai mampu kusibak jendela masa

kekasih…
sanjung puji dalam serambi janji
terucap lugas pada paras sejati
demi ikrar atas cinta suci
rekatkan dua hati yang terpatri

alasan aku

Tahukah kau alasan aku ada?
Aku sendiri tak begitu mengerti.
Mendapati aku ada.
Dengan kerumitan disekelilingku.

Tahukan kau kata mereka?

Aku ada karena cinta
Ya, cinta.
Seakan mereka dapat mendefinisikan cinta.
Aku pernah mencoba.
Terlalu rumit, aku tak bisa.

Tahukah mengapa aku masih ada?

Kuselidiki mengapa,
Tak dapat kuberikan jawaban selain karena Kemurah Tuhan.
Sudah semestinya, karena Ia Penyayang.

Tahukah kau untuk apa pula kau ada?

Kau mungkin bilang, untuk senantiasa beribadah padaNya.
Seperti yang kau pelajari dari kitab.

Namun aku punya satu alasan lagi.

Alasan yang benar-benar nyata benarnya.
Kau ada,
untuk memberiku alasan.

untuk ada.

Hatiku

Didalam batas ruang dan waktu.
Aku terbelenggu di dalam semu.
Rintih hati yang terpendam didalam.
Takkan ada yang tau selain bintang.
Dalam gelap bintangku terangi hati.
Walau hanya setitik cahayamu.
Terangi hatiku… Besarkan hatiku…
Melewati kegalauan hati ini.
Kehangatan cahayamu dalam urat nadiku.
Takkan sirna ditelan rasa.
Kini kau bagian dalam hidupku.
Terekat satu dalam kehampaan hati.
Suara hati ingin miliki bintangku.
Jadi bagian dari belahan jiwaku.
Namun ku sadari… Takkan kuingkari…
Indah cahayamu takkan pernah kugapai.
Oh tuhan… hanya satu yang kuminta.
Jangan padamkan cahaya bintangku.
Biarkan merekat erat dalam dada.
Sampai bintangku raih kebahagiaan.

cinta…

perkataanmu bagaikan pedang tajam yang menusuk hati
hatiku selalu luka karena adanya cinta
cinta ini tak ingin ku nikmati dengan tangisan
namun ku hindari tangisan itu pun tak mungkin
malam… di manakah kau sembunyikan bintangku
aku tak bisa melihat dalam kegelapan
pagi… di manakah kau sembunyikan matahariku
aku tak ingin hari ini hujan
aku tak bisa memikirkan apa-apa…!!
pikiran ku kosong…!!
karena banyak sekali luka hinggap di hatiku
ku ingin lari…
pergi dari kenyataan ini
tapi… apa yang terjadi ?
kakiku tak bisa bergerak
cinta…
apakah aku harus menyanjungmu ?
sedangkan hatiku selalu luka karenamu
aku tak mengerti tentang apa arti cinta yang sebenarnya
mungkin karena itulah hatiku selalu luka

Aku kecewa

Aku kecewa pada diriku sendiri
Kecewa tidak bisa mandiri
kecewa tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri
kecewa karna harus tergantung orang lain
kecewa karna harus dibimbing orang lain
kecewa karna harus di ajar orang lain
kecewa karna tidak bisa membahagiakan orang lain
kecewa karna meresahkan orang lain
kecewa karna menyakitkan hati orang lain
kecewa karna tidak bisa mendapatkan cinta sejati
Mungkin semua ini terjadi?
ya . . . benar . . . memang terjadi
mungkin karna aku takut
mungkin karna aku bodoh
mungkin karna aku tidak percaya diri
mungkin karna aku banyak berbuat dosa
atau juga karna aku ditakdirkan begini
yang jelas aku tak tau mengapa semua ini terjadi
Ya . . . Allah . . .
mengapa semua terjadi pada diriku
mengapa . . . ? mengapa . . . ?
berilah aku jawaban
berilah aku petunjuk-Mu
berilah aku jalan keluar dari semua ini
biar orang lain tidak merasa disakiti atas kehadiranku
Suatu hari . . .
terlintas dipikiranku untuk akhiri semua ini
agas semuanya berakhir
tapi . . . tapi . . .
karna aku masih mau berbuat yang lebih baik untuk orang lain

tapi aku takut

aku takut mencintai engkau
bukan karena ku tak dapat mencintai
tapi aku takut
ketika cinta ini tak dapat bertahan
dan aku ini mulai menyakiti
aku takut menyayangi engkau
bukan karena aku bukan penyayang
tapi aku takut
ketika sayang ini menjadi benci
dan aku ini mulai menyakiti
aku takut ikuti kata hatiku
bukan karena hatiku ini berbohong
tapi aku takut
ketika hati ini membuat kesalahan
dan aku ini mulai menyakiti

Bisa Mengerti

bagaimanapun kita tak bisa mengerti
bagaimana cinta yang sederhana
selalu meruang dalam jiwa
petang lalu kau bertanya
ada lelaki dengan kepala batu
mempertahankan kelebatan cinta
meski lebih banyak menerima kemarau
apakah memang kita mau mencari
kenapa kata-kata menjajah jiwa
hingga lahirkan sajak renyah
di tengah bait-bait luka

segenggam cahaya

Pertama kulihat segenggam cahaya itu . . .
Begitu anggun dan sederhananya
Menusuk sepi di setiap sel tulang rapuhku
Begitu hangat. . .
Tanpa gemerlap lampu warna – warni
Membuka setiap sekat gelap di hatiku
Begitu sepi . . .
Hingga tak terasa aku telah di tidurkannya
Aku bermimpi tentang malam yang begitu panjang
Dengan angin yang malu untuk saling berlari
Mereka seakan membuka pandangnganku kedepan
Begitu aneh. . .
Kadang terang kadang samar
Aku juga melihat wajah-wajah yang asing bagiku
Mereka mengulurkan tangan halusnya untukku
Tapi mengepa begitu kasar bagiku?
Kembali aku lihat cahaya itu
Begitu lambat . . .
Membuka gerbang-gerbang yang kokoh di depanku
Begitu halus . . .
Mengangkatku terbang merendah
Diantara rimbun jati dan lengkung pelangi
Hingga aku tersadar bahwa aku harus terus berjalan

sayang…

sayang…
aku di sini
cinta ini masuk ke dalam hidupku
cinta ini juga membuatku lemah
senang…
sedih…
semua karena cintamu
kamu membuatku lemah
kamu membuatku sakit
aku letih…
semua karena kamu!!
karena kamu datang ke dalam hidupku

hilang dihatiku

kau yang slama ini menghiasi mimpi-mimpiku
bayangmu yang slalu bermain di khayalku
kini telah pergi dan takkan kembali
untuk merajut tali asmara yg menggelora di hati
meski hati ini telah kau sakiti
cinta suciku kau nodai
kasih sayangku kau khianati
tapi ku berjanji
jauh di lubuk hati
cinta yang pernah kauberi
akan kujaga dan kan abadi
tersembunyi jauh di dasar hati
sepanjang sisa hidupku ini

kumenemukanmu

akhirnya kumenemukanmu
ketika ragaku telah rapuh oleh waktu dalam pencarianmu
saat waktu telah meletihkanku dengan keputus asaan
aku telah menemukanmu
walau kini aku tak bisa milikimu dari segala kelemahanku
walau jauh di lubuk hatiku, diriku masih menginginkanmu
meski kini engkau bukan milikku
meski senyummu bukan untukku lagi
aku akan terus menjadi doa untukmu
waktu berlalu dan membuatmu melupakan diriku
dan ini telah terjadi dan waktu takkan terulang kembali
engkau masih kekasih dalam hatiku
bidadari bagi mimpiku..
nafas hidupku..

TENTANGMU

Ketika itu kau hadir tiba ? tiba
Mengisi ruang hatiku
Kau hiasi hari ?hariku dengan senyummu
Dengan tawamu
Aku ingin mengenalmu
Mengenalmu lebih dekat
Tapi n?tah mengapa
Setiap di depanmu
Bibir ini serasa terkunci
Selalu saja seperti itu
Terus ? menerus??
Hingga akhirnya waktu dan jarak memisahkan kita
Andai saja kau bisa merasakan apa yang aku rasakan
Aku benar ? benar tersiksa dengan semua ini
Aku benar ? benar tersiksa dengan kebodohanku sendiri
Kini aku sedang mencari dimana dirimu
Mencari dimana hatimu
Apakah mungkin
Ada namaku disitu

tolong aku…….

harapan-harapan yang telah terpenuhi tidak hanya membuatku bahagia
tetapi dengan tidak sengaja telah menghancurkan impian yang selama ini telah ku tanamkan dalam diriku
jiwaku haus, haus akan kebahagiaan yang seharusnya ku raih
perih, sakit selalu menyertai hati kecilku
andai semua orang dapat merasakan apa yang aku rasakan
mungkin mereka juga akan melakukan hal yang sama seperti hal bodoh yang telah aku lakukan
tolong aku…….

mencoba tak peduli

Apakah jatuh cinta seperti ini
Aku mencoba tak peduli
Tapi aku terus dipaksa untuk peduli
Aku dipaksa menanti
Menanti tanpa kepastian
Aku dipaksa menunggu
Menunggu tanpa kedatangan
Aku punya rasa
Tapi apakah dia punya rasa yang sama?
Untuk apa dipikirkan?
Cinta kepada manusia memang semu
Kebanyakan palsu
Penuh omong kosong
Setiap kata hanyalah kata
Tetapi tetap saja menggoda
Aku percaya takdir
Tapi kan harus berdoa dan berusaha
Sampai kapan?
Entah
Kujalani saja keadaan ini
Sampai kapanpun
Terus kujalani
Kujalani terus
Ya sudahlah kalau harus begitu

Gelap merombak malam

Gelap merombak malam
ketika hening memecah belah kerumunan orang
Seorang pria berjalan dengan kaki telanjang
menapak tanah kering tanpa berkuda
suara itu nyaris tidak terdefinisi sejenak
membangunkan himpunan makhluk kecil di balik bayangan
Satu langkah, dua langkah entah berapa langkah
Sosoknya mengisi jalan sepi menghibur malam yang telah larut
Sesampainya fajar mendapatinya sang Putih

Sang Putih urung juga terbangun dari sebuah permainan sang Hitam

Akankah sebuah permainan dikalahkan oleh rasa?
Rasa yang lebih murni daripada intan berlian
daripada sebuah perhiasan ataupun harta semata

Suara agak berat itu membisikkan sang Putih

seraya menyanyikannya sebuah bahasa kalbu
Sosoknya memang bukan yang orang – orang katakan
Namun terkadang perkataan itu diputarbalikkan

berjuang untuk hidup

sesaat tercekat batinku
buyarkan seluruh lamun perjalananku
perhatikan selarik jalan sempit
seorang renta coba lanjutkan hidup
melangkah
terseok
sedikit terantuk, terbatuk sesaat lalu
lelah
letih menatap hari tak pasti
sayu dongakkan wajah kuyu
sesungguhnya apa yang kau tatap?
tak ada yang indah hari ini
hanya sedikit air dan setangkup bekal hari ini
butiran keping dari dermawan masih digenggamnya
buliran peluh penuhi tubuhnya
tak tahu apa kembali berharap dan meminta
akhirnya bersandar tubuh dalam redupnya bayang hidup
berulir sedikit air mata saat menunduk dan meminta
bukan itu yang diharap dahulu
namun hanya ini yang dapat pertahankan hidup sesaat
lepaskan segala resah
berkaca buram tatapan matanya
…selalu sendiri sepertinya
…selalu tak diperdulikan sepertinya
kakek renta makin merunduk
terbaring
terbalut sedikit tubuh dalam lusuh pakaian
bukan nista
bukan hina
hanya nestapa
ingatkah, bila seorang yang kita cinta sepertinya?
renta tanpa saudara diantaranya
sendiri tanpa bahagia diharinya
hanya segala disekitarnya kini hardik dirinya karena tak berdaya
mungkin dahulu dialah pejuang
pejuang negeri, pejuang keluarga
pejuang yang terbuang
hampir seluruh yang berjalan diantaranya sombongkan segala keangkuhan seraya mencibir dan berlalu
lelah bekap dirinya
makin merunduk dan terbaring..
kini lelap dia dalam mimpinya
mimpinya yang dulu hilang
cukup lama dirinya terbenam dalam mimpi
sampai akhirnya semua yang disekitarnya ramai hampirinya….
bukan main, tiba-tiba semua sangat perduli
sangat memahami deritanya
tapi…
mengapa semua tertunduk?
mengapa semua menggeleng?
akhirnya terdengar kini, dia telah pergi
pergi menyusul semua yang dicintainya dahulu
segala yang menunduk hanya iba
segala yang menggeleng hanya tak mengerti harus sikapkan hatinya
seorang renta yang sendiri
diakhir usianya akhirnya dapat meneteskan air mata yang selalu ditahannya
yang selalu kuatkan hatinya merayapi hari-harinya
namun.. semua yang hampirinya tadi telah kembali dalam jejaknya sendiri-sendiri lagi
terbayang dalam pusaranya tetap sepi sendiri tanpa namanya
terbelenggu hingga akhir masanya
akankah diakhir masa kita akan teteskan air mata pula?
mungkin berbeda asa tapi tetap tak berdaya…
hingga akhirnya tiba

cinta adalah

cinta adalah saat ia menangis

biarkan ia menangis dipelukanmu


cinta adalah saat kau melihatnya,

kau kan berkata kau adalah anugrah terindah


cinta padanya akan selalu menantimu

dengan kesetiaan dan tulus nya cinta

Rindu

ku ingin kau kembali

menemukan diriku

sejak engkau pergi

tinggal ku sendiri

tiada kabar yang ku nanti

aku di sini masih menunggu

mengharapkan cinta dari mu

biar pun kita tak bertemu

kekasih ku

apakah engkau masih menunggu

mengharap kan cinta dari ku

biar pun kita tak bertemu

namun di hatiku

tetap lah rindu

namun di hatiku

hanya lah kamu

CERITA RINDU

lihatlah...
kerinduan terkapar di pinggir jalan
dibanjiri sumpah serapah
dilumuri penyesalan tanpa kain kaffan

ketika hasrat dan keinginan dibenturkan pada kenyataan
ketika keyakinan roboh tertimpa keadaan

tajam lidahmu menebas jantungku

berhamburan suka duka
canda tawa
dan segala kenangan kita

tersapu angin masuk comberan

kulihat kerinduan menangis
air matanya menambah asin cerita ini

malam kelam

di malam kelam
dimulai oleh hitungan angka
menjadi tema seni di ujung bahasa
Kosong, seolah - olah lenyap disentuh angin malam
tak tentu arah tujuan

Desahan jerit menggiring kecil
bahkan terkadang bisa ganas!
meringkuk tekuk walaupun tak sanggup
membuat hati teriris pedas
Seonggok kayu lusuh itu
tertahan di sudut kakinya

Terkadang gerah!
Gerah akan cinta yang meluap dari inti hatinya....

Di lampu kota tersirat erat bentuk wajahnya
Namun kini nyaris terbuang

Air Hujan Seperti luka

Seperti luka,ia menganga Seperti Cinta,ia menyapa

Ada hujan yang menetes ke bola matamu .. Ada kenangan di basah rambutku .. Ada rindu di balik ragu.

Siapakah kau,berani mengirim isyarat luka,lancang pada setia menyimpan dendam pada cinta,hingga aku pun durhaka,pada kasih yang melahirkan jiwa.

Kita diam.Takut pada hujan.Pada senja-senja yang menatap garang.Pada setiap lirik yang jalang.Pada kehormatan diri yang terbuang.

Di bibirmu,mataku menapak batu .. Di Dadaku,gairahmu memuncak nafsu .. Di hatimu,pedihku menafsir rindu .. Di Jantungku,desahmu memanjang ngilu.

Kau menguntai janji,selingkar ikrar pada jari .. Aku menyulam doa,pada lengang yang kecewa.

Mencatat yang jadi harap.Berharap,menjelma sayap,di kiri-kanan senyap.Hingga dari buku mimpiku,tumbuh kata,tumbuh haru.Namum mataharimu,bercahaya pilu.Daun-daunku pun layu.Di kemarau matamu,meregang gamang.Parau suara sayang.Dihimpit erang siang,getir suara hujan yang datang,yang terus membayang,hingga jauh malam.

Aku bukan perindu.Bukan pula pujangga,yang memuja masa lalu.Aku ragu pada kitab-kitab,membangun iman di dadaku.Pada debu dosa,merenungi perjalanan sebagai pengembara.Sebagai sunyi yang berjalan sendiri.

(Kaukah itu ,, yang mengukir harap di batu waktu?)

Lelaki yang melukai sepi.Memberi khotbah dalam hening meditasi.Dalam gelap yang melenggang ke sana kemari.Namum,ada resah yang gundah.Ada kesah tertunduk malu.juga kasih,menunggu dalam ragu.

Sandiwara yang sempurna.Di pentas hidup ini,kita saling menelanjangi diri; memperlihatkan kecacatan dan luka dari kesetian yang muram.Kita tetap menghentakkan kepedihan itu di atas dada kita yang rapuh,di jantung yang detaknya luluh.Dalam nafas,yang menghembuskan seribu keluh.

Kita takut pada hujan.Karena pada baris-baris bahagia,terungkap sebuah rahasia; sepasang anak manusia yang belajar menulis impian,namun tertipu harap di setiap ucap.Tertikam kata di setiap catat.terbunuh makna di setiap tafsir.

Kita takut pada hujan .. Kita takut tertikam harapan.

Bila ku tahu

Bila ku tahu betapa susahnya menemukanmu di tengah tidur pulasku,dan bila kutahu hanya malam selalu persinggahan berkeluh kesahku,tentang kamu dan bantal tidurku seperti batu.
telah bercampur dengan sisa sisa asa yang mengering bersamaan datangnya rahasia2 hatiku,dan pergi setelah pagi menyapa.

Aku bersanding dengan hampa,tiada berkata dalam diam kubuat hatiku berbicara,selagi waktu tak datang menemukan kekalahanku

Kamu adalah rahasia tentang kebenaran cintaku

catatan takdir …

Aku tidak akan memujimu kali ini..
Lelah rasanya hati ini selalu mengagungkanmu
Seakan dirimu lebih dari segalanya..
Sedang tak kutemukan sesuatu yang lebih untuk meraskannya.

Mungkin dalam catatan takdir …

Kita dipertemukan untuk saling mengenal,mencintai…
Kemudian saling melupakan…
Untuk semua hal yang pernah kita lalui

Akan ada kenangan yang tercipta

Entah suka ataupun duka..
Namun
Andai bisa kuminta hapaus memoriku..

Tak ingin lagi kau dalam hatiku

Bahkan ingatanku..hatiku terlalu sakit
Karna mencintaimu..

Tak ingin ingatan bahagia akan menghapus

Rasa sakit yang kau beri…
Atau ingatan bahagia akan membuatkku mejadi
Manusia paling pemaaf..dan lagi kita ada dan bersama.
Karna aku telah lelah.

Bukan aku marah ,aku benci…tapi aku dendam karna mencintaimu..